Monday, February 27, 2006 |
Kakak Lelakiku |
Aku punya seorang kakak lelaki. Sewaktu kecil nakalnya bukan main. Tiap hari ada saja ulahnya yang bikin jengkel ibu, kakak, adik, tetangga atau teman sepermainannya.
Kami tinggal di perumnas kota Depok raya yang pada tahun 90-an dulu masih ramai dengan suara kicau burung. Kami biasa main di bawah rindangnya pepohonan, terbiasa dengan panasnya mentari siang yang membakar kulit di sawah dan pemancingan yang letaknya berdampingan. Saat hujan turun kami biasa bermandikannya ditengah tanah lapang yang berwarna merah, hingga pakaian kamipun berubah warnanya. Kami punya tempat rahasia ditengah hutan yang jadi persembunyiaan saat orangtua kami penuh kekhawatiran mencari kami yang tidak kunjung pulang meski senja telah menutup hari .
Kakak lelakiku bertubuh kurus dan kecil, namun karena gesitnya kami menjulukinya si kancil. Layaknya anak lelaki seusianya, bermain layang-layang dan sepakbola adalah favoritnya. Tapi yang pasti, terlibat dalam perkelahian dengan teman sepermainannya itu yang tak pernah luput setiap hari. Ada satu orang yang jadi "musuh bebuyutannya" namanya Iwan, letak rumahnya hanya dua rumah dari rumah kami. Setiap kali bertemu ibarat kucing dan anjing keduanya selalu saja bertengkar, saling bertukar kata caci dan tak jarang saling baku hantam hingga lebam di wajah bikin ibu tambah marah.
Permusuhan mereka terus berlangsung hingga keduanya beranjak usia smp dan smu. Bahkan keduanya terjebak dalam permasalahan yang sama, apalagi kalo bukan narkoba.. Kakakku tidak larut terlalu lama dengan barang haram itu, syukur kesadarannya hadir beriring usia dan lingkungannya yang bertambah baik. Tapi lain ceritanya dengan Iwan. Beberapa tahun setelah pindah rumah, kami dengar dia sempat sakaw dan direhabilitasi.
Rentang massa hadirkan fajar baru bagi kehidupan setiap insan Kakak lelakiku tak seperti yang dulu… Iwan pun tak lagi seperti yang dulu.. Sekarang, kakakku bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan percetakan dan disibukkan dengan aktivitas dakwahnya. Iwan telah menjadi wirausahawan sukses dengan membuka sebuah bengkel dan outlet HP di daerah pemalang - Jawa tengah.
Entah kapan berakhirnya, tapi permusuhan itu telah sirna. Hari ini keduanya akrab sekali terlihat penuh canda di halaman rumah kami, berbincang tentang otomotif yang sama-sama jadi kegemaran mereka saat ini… sesekali saling cela itu masih ada tapi kini celaan hadir bersama senyum yang mengembang.
---------
Tuhan adalah sang pemilik hati, membolak-balikannya adalah bagian kecil dari kekuasaanNya. Mungkin itu yang Ia ingin tunjukkan pada kami, bahwasannya setiap makhluk yang bernyawa senantiasa diberi kesempatan untuk meraih kehidupan yang lebih baik dari waktu ke waktu yang dianugrahkan.
|
posted by ratna @ 2:11 PM |
|
Friday, February 24, 2006 |
Bagimu Ibu |
Inilah Cinta sepanjang masa tak berbatas milik anak manusia Sehingga Tuhan janjikan syurga di telapak kakinya Keagungan nan tinggi bagi derajat wanita Seorang ibu yang semaikan dalam rahimnya putra putri jiwa
Air mata itu adalah harunya yang terkatakan Saat usia genapkan kedewasaan memudarkan kecantikan Memandang tumbuhnya penerus garis cita-cita kekekalan Menatap keyakinan yang kian tumbuh dalam ke Esa-an
Dalam darah ini ada cintamu ibu Menghidupkan milyaran rasa rindu pada penciptaku Dalam raga ini ada senyummu ibu Meridhoi setiap jengkal langkah menuju Rabb ku Dan dalam hati ini ada namamu ibu Mengucap rasa syukur padaNya akan kepemilikanmu untukku
Maka nikmat Tuhan yang manakah yang aku dustakan ...
|
posted by ratna @ 8:56 AM |
|
|
Untuk Pilihan Harta |
Allah yang Maha Sempurna Puhunku kembali mengurai kata Aku tak ingin jadi orang kaya Cukup berharap jadi orang yang banyak zakat dan sedekahnya Aku tak ingin harta nan melimpah Karna ia akan menghambatku berjalan ke syurga
Allah yang Maha Mulia Izinkan aku meneladani mereka Rasulullah yang tidak kaya namun penuh wibawa Ash shidiq yang berharta untuk jihad semata Fatimah yang berderma di kala sempit dan lapangnya Mush’ab bin Umair yang lari dari harta demi keyakinannya
Allah yang Maha melindungi Aku tak ingin harta yang akan membawaku pada siksa Namun aku berlindung padaMu dari kefakiran dan kekufuran Dari rasa sedih dan susah karena harta dunia
Allah yang Maha keka Sempurnakanlah nikmat harta yang Kau beri atasku Hingga dengannya aku merasa cukup Anugrahkan untukku sebaik-baik harta Hingga ia bisa kubawa mati serta Menjadi cahaya yang akan menerangi jiwa |
posted by ratna @ 8:40 AM |
|
|
Akhirnya |
Kusadari akhirnya Kerapuhan imanku Telah membawa jiwa dan ragaku Kedalam dunia yang tak tentu arah
Kusadari akhirnya Kau tiada duanya Tempat memohon beraneka pinta Tempat berlindung dari segala marabahaya
Ooh Tuhan mohon ampun Atas dosa dan dosa Slama ini aku tak menjalankan perintahMu Tak pedulikan namaMu Tenggelam melupakan diriMu
Ooh Tuhan mohon ampun atas sgala dosa dan dosa Sempatkanlah aku bertaubat dijalanMu Tuk penuhi kewajibanku Sebelum tutup usia Kembali padaMu
Syair diatas begitu syahdu kudengar dari dua remaja pengamen diatas bus kota sore itu. Mungkin suara mereka tidak sehebat Armand maulana dengan iringan musik GIGI yang sangat kusuka pada album raihlah kemenangannya. Namun ada nuansa berbeda saat mereka menyanyikannya dengan ekspresi muka yang begitu dalam menyentuh tiap baitnya. Aku termangu seperti tersihir menyimak suara-suara itu memenuhi telinga dan pikiranku.
Pengingkaran atas keberadaan Tuhan, kerap hadir pada diri kita yang lalai. Namun saat itu berganti dengan keinsyafan bahwasannya hubungan istimewa antara kita dan Tuhan akan terjalin amat indah. Saat permohonan dibuat dalam sebuah do’a penuh ketulusan nan dibingkai pertaubatan... Saat wajah dalam sujud penuh kehambaan... Saat kedua tangan tengadah haturkan permintaan..
Kehidupan ini memang penuh suka dan duka, kadang ada lalai dan jera yang merajai jiwa. Maka, adalah keindahan saat kita memaknai itu semua sebagai ladang amal kita untuk meraih kebahagiaan yang kekal di sisiNya. Sungguhkan keinsyafan sebagai kekuatan baru melangkah ke hari esok. Dan adakah yang lebih baik untuk tempat bergantung selain padaNya..
Kaukatakan dengan indah nasihatmu teman... Terima kasih. |
posted by ratna @ 8:12 AM |
|
Tuesday, February 14, 2006 |
Disebabkan engkau wanita |
Waspada dan hati-hatilah kamu wahai kaum wanita dengan ketertinggalanmu. Sesungguhnya kamu adalah manusia yang penuh dengan kelemahan sedang kamu tidak memiliki alasan untuk tidak berperan serta di dalam membangun masyarakat islam. Maka wanita yang ketinggalan merupakan sebagian dari gangguan-gangguan syetan dari kalangan jin dan manusia”.
Saudariku,.. Kalimat penuh makna itu adalah milik shahabiyah yang mulia, wanita berkulit hitam yang akrab di panggil ummu Mahjan.. Keimanan telah menunjukinya untuk menunaikan peran sertanya dalam dakwah.
Tahukah rekan muslimah apa yang dikerjakannya ? ia adalah seorang yang membersihkan mesjid, ia membersihkan kotoran-kotoran dan menjaga kebersihan tempat yang sangat dicintai Rasulullah. Ia senantiasa menghiasi dirinya dengan kesungguhan dan ketawadhu’an untuk sebuah peran yang mungkin kita menganggapnya amat sangat kecil bagi perjuangan dakwah Rasul dan shahabat lainnya.
Ia adalah wanita yang miskin lagi lemah fisiknya. Namun kelemahannya tak pernah memupuskan kecemburuannya pada amal sholeh untuk dipersembahkan pada dakwah.
Bercermin dari kisah menyejukkan diatas, ada setitik embun yang hadir untuk kita kaum wanita, yang seakan disadarkan tentang kompetisi hidup dalam beramal. Selemah apapun kita, semiskin apapun kita, setidak sempurnanya apapun kita... maka tetap harus mengetahui bahwa kita memikul kewajiban dihadapan aqidah dan masyarakat islam . Tidak perlu menunggu untuk jadi sekaya khadijah agar bisa beramal, atau tidak perlu menunggu sepintar Aisyah untuk terjun ke medan dakwah, apalagi mengharap seterkenal Neno Warisman atau Astri Ivo untuk bisa menyampaikan satu ayat saja dalam mengambil peran dakwah. Setiap kita harus mampu mengambil peran itu di titik dan tingkat apapun saat ini yang kita capai.
Jadi ingat perkataan seorang ustadz yang pernah bilang tentang emansipasi wanita yang digembar-gemborkan kaum feminis. Menurut beliau jangan-jangan jargon emansipasi wanita itu justru dibuat oleh kaum laki-laki agar wanita tidak pernah bisa melampauinya karena sekeras apapun seorang wanita berkompetisi dengan pria maka tidak pernah bisa dikatakan ada kemenangan yang mutlak. Seharusnya wanita bangga dan mampu berkompetisi sendiri dengan segala keunikan dan kelebihan yang dipunyainya tanpa harus disetarafkan dengan keunikan dan kelebihan yang dimiliki pria. Toh kemulian itu akan terukur juga dari amal yang kita buat.
Saudariku yang di muliakan Allah.. Jika kita adalah seorang wanita yang penuh potensi, tak perlu gadaikan yang kita punya hanya untuk bersaing dengan pria dalam lebel emansipasi. Akan sangat melelahkan ...
Jika kita adalah seorang wanita yang punya keterbatasan dan kelemahan maka jangan biarkan itu menghambat meraih kemulian dalam beramal. Maka akan tergali potensi yang terpendam....
Inilah keutamaan yang dimiliki Islam, saat hak dan kewajiban itu diberikan tanpa mengenal gender namun ganjaran yang diberikanNya tetaplah setimpal.Marilah berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, sekecil apapun itu. Namun berbuatlah dengan optimal agar yang kecil jadi besar karena dilakukan penuh kesungguhan. wallahu'alam bis showab
|
posted by ratna @ 11:54 AM |
|
Friday, February 10, 2006 |
GubRaxx..!!! |
Pernah nggak sih bosen ketika ditanya tentang nikah ?.
Runtutan pertanyaan kayak gini nih yang sering muncul " Kapan nikah nya ?" " udah siap nikah belum ?" " aku jodohin sama sepupuku ya ?" " temanku ada yang udah siap nikah nih, pengusaha , anti siap proses nggak ?? " " kalo sama bukan ikhwan mau nggak ?" " nunggu apalagi sih ? ayoo buruan nikah !!!"
phuuif...Bukankah ada sejuta pertanyaan yang bisa ditanya ketika kita bertemu teman lama, kerabat, atau rekan selain pertanyaan diatas…??
Karena boseen, kesel, muak, males and agak jenuh untuk ngejawabnya….
Tapi…Ini biasanya yang bisa jadi jurus jitu saya untuk menjawab '"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.'' QS Al Hasyr [59]: 18).
Ngerti nggak, kaitan ayat diatas dengan pertanyaan sebelumnya ?? Ya udah di jelasin aja sekalian yah…
Kita kadang terlalu sering terjebak di tiga jenis kesalahan yang sama yaitu : 1. menyia-nyiakan waktu 2. membicarakan hal-hal yang tidak berguna dan 3. memberikan porsi perhatian yang terlalu berlebihan pada masalah sepele sedang Allah berikan sebuah visi hidup yang besar untuk kita bisa jalani, yaitu akhirat.
Masih belum nyambung juga ? sedikit lagi penjelasannya ya..
Menikah adalah bagian dari ketaqwaan kepada Allah, Orientasi menikah adalah hari esok yang ingin dicapai dengan kemulian syurga, Menikah adalah penyempunaan dien yang menuntut penyempurnaan niat. namun, apa yang sudah kita buat untuk mempersiapkannya ? Sekedar jadi pembicaraan di waktu senggang ? Tawar menawar ukuran keduniawian tentang manusia ? atau sekedar mengejar date line usia ? Kalo memang demikian, betapa menyedihkannya kita.. ada dalam disorientasi berfikir tentang arti hidup.
Yang aku mau coba katakan adalah mari lakukan hal besar dalam hidup daripada sekedar bergunjing tentangnya. Mari perbaiki diri sedini mungkin untuk dapatkan visi indah itu daripada sekedar mempertanyakannya. Mari bertawakal pada Allah akan orang dan waktu yang tepat bagi kita dari sekedar memimpikannya. Mari tidak sekedar bicara namun berlakulah seutuhnya sebaik-baik orang yang bertaqwa.. pasti Allah kan mengurai semua pertanyaan jadi jawaban nan sangat indah dalam waktu yang tepat... suatu saat nanti...
Wallahu'alam bisshowab
Kalo masih ditanya juga ...?? Kayaknya cukup senyum saja sambil ambil langkah seribu deh..... hehehe..
|
posted by ratna @ 1:03 PM |
|
Thursday, February 09, 2006 |
Why Do I Cry |
Why do you cry? Let me hear no lie For my tears that flow Come from a place I do not know
A messed-up state of toil and strife Of fear that cuts me like a knife Do I really cry for man's sad plight Or for my weakness - dark as night?
For unloved orphans do tears fall? Or hardened hearts that heed no call? For prejudice burning like a coal On man's joint record - a long dark scroll
Of hate and envy greed and death And lying words with every breath? Dare I kid myself 'tis true That I really cry for you?
For true I think my tears are mine Regretting missed chances time after time Putting off good deeds to another day Comfortable at home I'd rather stay
While young kids live in fear and pain Knowing man's harshness and disdain Dare I sit and preach of right While life is darker than the night?
Will my words hungry bellies fill? Will my tears dry other tears that spill? Or do I have to get right up And live my life - not wait for luck?
My life is made up from my hands My work and effort - not just my plans And when I'm gone what will you see? My actions tell the truth about me. |
posted by ratna @ 5:12 PM |
|
|
Meniti Hari Baru |
Di kala surya baru hadir membangunkan jiwa dari penat yang berkepanjangan. Ada kerjapan mata yang silau untuk sinarnya yang terlalu gemerlap. Ternyata aku terlalu lama terlelap dalam mimpi yang jadikan rinduku pada hari esok tak kunjung datang.
Hari ini aku memasuki babak baru dalam hidup yang diawali dengan angka satu. Siapa sangka aku masih sangat menyukai angka satu hingga saat ini, kala kemarin sempat terfikir merubahnya menjadi dua atau sepuluh.
Hari ini aku minta izin pada sang pemilik waktu untuk menggenggam asa dan harapan yang ingin kuraih bersama setiap kesempatan dan pilihan yang dijanjikan. Bukannya bermaksud lari dari sejarah diri yang pernah kubuat, tapi cukuplah hikmah besar dari setiap kejadian menambah kedewasaan yang pengartiannya tidak akan tertukar dengan sendunya pertambahan usia.
Diantara tanda-tanda kekeusaanNya, mudah saja bagi Tuhan gantikan siang dan malam dalam perjalanan hidup anak manusia. Begitupun hari ini. pergantian detik, menit, jam, hari , bulan dan tahun adalah hadiah dari Nya yang paling berharga untukku kembali memulai meniti hari baru yang lebih baik.
Jika aku boleh memilih, Tuhan… izinkan aku menjadi pengukir sejarah daripada hanya sekedar pembuat kisah.
01/01/2006 – cttn awal thn |
posted by ratna @ 5:04 PM |
|
|
|