Friday, February 24, 2006 |
Akhirnya |
Kusadari akhirnya Kerapuhan imanku Telah membawa jiwa dan ragaku Kedalam dunia yang tak tentu arah
Kusadari akhirnya Kau tiada duanya Tempat memohon beraneka pinta Tempat berlindung dari segala marabahaya
Ooh Tuhan mohon ampun Atas dosa dan dosa Slama ini aku tak menjalankan perintahMu Tak pedulikan namaMu Tenggelam melupakan diriMu
Ooh Tuhan mohon ampun atas sgala dosa dan dosa Sempatkanlah aku bertaubat dijalanMu Tuk penuhi kewajibanku Sebelum tutup usia Kembali padaMu
Syair diatas begitu syahdu kudengar dari dua remaja pengamen diatas bus kota sore itu. Mungkin suara mereka tidak sehebat Armand maulana dengan iringan musik GIGI yang sangat kusuka pada album raihlah kemenangannya. Namun ada nuansa berbeda saat mereka menyanyikannya dengan ekspresi muka yang begitu dalam menyentuh tiap baitnya. Aku termangu seperti tersihir menyimak suara-suara itu memenuhi telinga dan pikiranku.
Pengingkaran atas keberadaan Tuhan, kerap hadir pada diri kita yang lalai. Namun saat itu berganti dengan keinsyafan bahwasannya hubungan istimewa antara kita dan Tuhan akan terjalin amat indah. Saat permohonan dibuat dalam sebuah do’a penuh ketulusan nan dibingkai pertaubatan... Saat wajah dalam sujud penuh kehambaan... Saat kedua tangan tengadah haturkan permintaan..
Kehidupan ini memang penuh suka dan duka, kadang ada lalai dan jera yang merajai jiwa. Maka, adalah keindahan saat kita memaknai itu semua sebagai ladang amal kita untuk meraih kebahagiaan yang kekal di sisiNya. Sungguhkan keinsyafan sebagai kekuatan baru melangkah ke hari esok. Dan adakah yang lebih baik untuk tempat bergantung selain padaNya..
Kaukatakan dengan indah nasihatmu teman... Terima kasih. |
posted by ratna @ 8:12 AM |
|
|
|