Tuesday, February 14, 2006 |
Disebabkan engkau wanita |
Waspada dan hati-hatilah kamu wahai kaum wanita dengan ketertinggalanmu. Sesungguhnya kamu adalah manusia yang penuh dengan kelemahan sedang kamu tidak memiliki alasan untuk tidak berperan serta di dalam membangun masyarakat islam. Maka wanita yang ketinggalan merupakan sebagian dari gangguan-gangguan syetan dari kalangan jin dan manusia”.
Saudariku,.. Kalimat penuh makna itu adalah milik shahabiyah yang mulia, wanita berkulit hitam yang akrab di panggil ummu Mahjan.. Keimanan telah menunjukinya untuk menunaikan peran sertanya dalam dakwah.
Tahukah rekan muslimah apa yang dikerjakannya ? ia adalah seorang yang membersihkan mesjid, ia membersihkan kotoran-kotoran dan menjaga kebersihan tempat yang sangat dicintai Rasulullah. Ia senantiasa menghiasi dirinya dengan kesungguhan dan ketawadhu’an untuk sebuah peran yang mungkin kita menganggapnya amat sangat kecil bagi perjuangan dakwah Rasul dan shahabat lainnya.
Ia adalah wanita yang miskin lagi lemah fisiknya. Namun kelemahannya tak pernah memupuskan kecemburuannya pada amal sholeh untuk dipersembahkan pada dakwah.
Bercermin dari kisah menyejukkan diatas, ada setitik embun yang hadir untuk kita kaum wanita, yang seakan disadarkan tentang kompetisi hidup dalam beramal. Selemah apapun kita, semiskin apapun kita, setidak sempurnanya apapun kita... maka tetap harus mengetahui bahwa kita memikul kewajiban dihadapan aqidah dan masyarakat islam . Tidak perlu menunggu untuk jadi sekaya khadijah agar bisa beramal, atau tidak perlu menunggu sepintar Aisyah untuk terjun ke medan dakwah, apalagi mengharap seterkenal Neno Warisman atau Astri Ivo untuk bisa menyampaikan satu ayat saja dalam mengambil peran dakwah. Setiap kita harus mampu mengambil peran itu di titik dan tingkat apapun saat ini yang kita capai.
Jadi ingat perkataan seorang ustadz yang pernah bilang tentang emansipasi wanita yang digembar-gemborkan kaum feminis. Menurut beliau jangan-jangan jargon emansipasi wanita itu justru dibuat oleh kaum laki-laki agar wanita tidak pernah bisa melampauinya karena sekeras apapun seorang wanita berkompetisi dengan pria maka tidak pernah bisa dikatakan ada kemenangan yang mutlak. Seharusnya wanita bangga dan mampu berkompetisi sendiri dengan segala keunikan dan kelebihan yang dipunyainya tanpa harus disetarafkan dengan keunikan dan kelebihan yang dimiliki pria. Toh kemulian itu akan terukur juga dari amal yang kita buat.
Saudariku yang di muliakan Allah.. Jika kita adalah seorang wanita yang penuh potensi, tak perlu gadaikan yang kita punya hanya untuk bersaing dengan pria dalam lebel emansipasi. Akan sangat melelahkan ...
Jika kita adalah seorang wanita yang punya keterbatasan dan kelemahan maka jangan biarkan itu menghambat meraih kemulian dalam beramal. Maka akan tergali potensi yang terpendam....
Inilah keutamaan yang dimiliki Islam, saat hak dan kewajiban itu diberikan tanpa mengenal gender namun ganjaran yang diberikanNya tetaplah setimpal.Marilah berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, sekecil apapun itu. Namun berbuatlah dengan optimal agar yang kecil jadi besar karena dilakukan penuh kesungguhan. wallahu'alam bis showab
|
posted by ratna @ 11:54 AM |
|
|
|