Monday, July 31, 2006 |
Menjejak di Bumi, Mengangkasa di Langit |
Saya dan anda pasti punya cita-cita, sebuah harapan dan keinginan akan hari esok yang lebih baik. Bahkan semenjak kecil kita kerap di doktrin dengan sebuah pepatah "gantungkan cita-citamu setinggi lagit" . Bicara tentang cita-cita memang terkait erat dengan motivasi dalam hidup, pencarian nilai manusiawi dan berujung pada visi yang menjawab keberadaan diri. Apa cita-cita anda ? sudah punya jawabannya ? sudah terwujudkah ? atau ia kerap berubah sejak anda kecil hingga dewasa ? bahkan yang lebih parah, cita-cita hanya jadi sebatas impian yang tak pernah anda temukan ujung pangkalnya ?
Cita-cita, mewakili kebutuhan yang wilayah kerjanya adalah ruh dan jiwa. Namun usaha mencapainya membutuhkan kekuatan fisik dan jasad sebagai rangka kerja. Terlalu picik orang yang senang berangan-angan dan penuh keinginan tapi tak pernah bekerja. Dan terlalu naif jika seseorang bekerja tanpa adanya cita dan tujuan. Maka takaran penyeimbang keduanya adalah yang berbuah kebaikan.
Namanya Zaid Al Khair, Rasulullah sangat mengagumi cita-cita shahabatnya yang terkenal penyabar dan penyantun ini. Tahukah anda apa cita-citanya ?. Dia berkata kepada Rasulullah " Berilah saya tiga ratus penunggang kuda yang cekatan, saya berjanji kepada anda akan menyerang negeri Rum dan mengambil negeri itu dari mereka". Alangkah besarnya cita-cita Zaid tersebut. Namun, Allah berkehendak lain saat ia terlebih dahulu menghembuskann nafas terakhirnya karena terjangkit penyakit menular.
Lain Zaid, lain pula Abdullah bin ummi maktum. Shahabat nabi yang buta semenjak lahir ini memiliki cita-cita ingin ikut berperang. Meskipun Allah telah memberikan pengecualian untuk melaksanakan kewajiban berjihad bagi orang cacat sepertinya (QS Annisa : 95), namun cita-citanya ini telah menjadi tekad yang bulat. Hingga pada akhirnya dimasa khalifah Umar saat peperangan merebut Persia, Abdullah Bin Ummi Maktum mendapat instruksi untuk tampil di medan laga. Ia memakai baju besi dan perlengkapan yang sempurna. Dia tampil sebagai pembawa bendera kaum muslimin dan berjanji akan mengibarkannya atau mati disamping bendera itu. Kemenangan berada ditangan kaum muslimin. Bendera tauhid berkibar di bumi Persia dan Abdullah menemui syahidnya dengan membawa kemenangan atas cita-citanya.
Berangkat dari kisah-kisah tersebut, yang patut menjadi keteladanan adalah dalam membuat cita-cita dibutuhkan keberanian, berfikir cemerlang dan berpandangan jauh ke depan namun tetap realistis. Inilah yang saya sebut menjejak di bumi – mengangkasa di langit. Cita-cita yang hadir dengan sebuah keyakinan diri dan visi yang jelas, diiringi perjuangan untuk menggapainya yang takkan pernah berhenti sebelum sampai ke tujuan hingga kebahagian hidup diraihnya saat impian jadi kenyataan.
Arti kebahagiaan seutuhnya lahir seiring dengan keterarahan hidup, sebab orang yang tak pernah mengetahui arah dan tujuan hidupnya, maka yang kerap ia temui adalah hampa dan kosongnya jiwa ,sepi dan kesengsaraan. Jadi, sudahkah anda punya cita-cita ? Tulislah !!!.. katakan pada orang-orang disekitar anda !!!, berjuanglah !!! dan raihlah kebahagiaan .
|
posted by ratna @ 10:39 AM |
|
Friday, July 07, 2006 |
The World Doesn't Need SUPERMAN |
Sosok yang sempurna, tahan peluru, sekuat baja, secepat kilat, terbang diangkasa dengan sayap kebesaran, menolong milyaran ummat saat dalam kesulitan di seluruh dunia... Tokoh fiktif ini dikenal dengan nama SUPERMAN. Entah apa yang lebih diinginkan, pertolongannya atau sosok idealnya yang memenuhi fantasi. We always say " no body's perfect" tapi hadirnya superman merubah itu semua. Ia adalah sebuah American dreams – atau impian amerika tentang kesempurnaan manusia yang diinginkan
Bicara soal kenaifan mungkin inilah yang terbesar. Saat mukjizat Nabi dan Rasul tak lagi ada di era millennium, ternyata manusia tetap membutuhkan dan menginginkan kekuatan dahsyat diluar keterbatasannya hingga akhirnya terbentuklah tokoh-tokoh fiktif ini. Padahal, jika ingin bicara kekuatan dahsyat Allah telah berikan potensi itu semua pada manusia secara keseluruhan tidak pada seorang saja.
We don't need SUPERMAN what we need is SUPERTEAM !!!
Ya !! mengubah dan menyelamatkan dunia bukanlah kerja mudah, sekuat apapun seorang manusia ia takkan pernah bisa melakukannya dengan dua tanggannya. Tapi mengubah dunia butuh kekuatan persatuan dalam pengorganisasiaan yang kokoh dengan barisan shaff yang tertata rapih dibawah kepemimpinan yang adil, inilah SUPERTEAM.
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS 3 : 103)
Isyarat Allah tentang SUPERTEAM telah ada sejak 14 abad silam. Karena sang pencipta manusia, Maha mengetahui untuk sifat makhluknya yang secara individual adalah terbatas dan parsial serta secara fitrah sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain.
SUPERTEAM menghasilkan sebuah optimalisasi dari kekuatan yang ada, menyempurnakan kekurangan yang tersembunyi, saling meringankan menuju tujuan bersama dan yang tak kalah penting adalah penjagaan orisinalitas terhadap orientasi, visi dan misi hidup.
|
posted by ratna @ 11:05 AM |
|
|
Jalinan Anugerah |
Hari ini, dalam rangkaian istigfar harianku, tersemat puhunan ampun untuk jiwa, rasa dan akal yang kerap terperdaya pada keinginan tak terkendali bernama syahwat. Entah sejak berapa lama dan berapa banyak yang telah terucap, terfikirkan dan terlakukan hingga ia jadi gumpalan dosa yang menghapus amalan.
Ayat-ayat Al quran kusuarakan lirih dan resapi maknanya memenuhi kebutuhan ruhani yang haus akan sentuhan tangan Tuhan. Kali ini, tak ada yang kutakutkan selain diriku sendiri. Saat Tuhan katakan azab Nya yang pedih sebesar balasan syurga Nya yang Maha Indah sebagai janji seberat biji dzarah perbuatan. Dan butiran bening itupun luruh dari kelopak mataku menghantarkan ledakan jiwa yang kian meruntuhkan kesombongan diri.
Anugerah atas hidup dalam keyakinan Islam adalah yang terindah. Namun, Tuhan berikan lebih dari sekedar keindahan atas keyakinan itu. Aku menyebutnya jalinan anugerah, karena ia adalah kenikmatan yang tak pernah putus bak rangkaian siang dan malam.
Dalam Islam tak ada kata putus asa , sebab Tuhan ajarkan kesabaran. Tak ada kata kesombongan sebab diatas yang kita punya Tuhan berikan lebih jua pada makhluk lainnya. Tak ada kata kekurangan sebab yang Tuhan inginkan kita berikhtiar atas rizki yang ditebarkanNya keseluruh penjuru bumi. Dan tak ada kata berlebihan , karena Tuhan selalu memberi kita tempat untuk berbagi pada sesama.
Dahulu mungkin Islam aku dapatkan dari keturunan, sebuah torehan putih atas jiwa yang belum tertulis. Lalu islam adalah rutinitas atas ritual ibadah, jadi momok yang memberatkan untuk dilaksanakan. Hingga akhirnya aku bertanya, untuk apa aku lakukan ini jika Tuhan tak memberi perbedaan atas hidupku dengan sang pembangkang yang justru di hinggapi kenyamanan hidup ? Dan inilah sebuah titik balik dalam hidup untuk pencarian dien Islam yang seutuhnya.
Sebuah kebenaran yang mutlak saat Alqur'an dan sunnah Rasul bicara, saat hati nurani yang bersih menyampaikan risalahnya.
Shalat bukanlah sekedar melepas kewajiban tetapi ia adalah pembaharuan hubungan dan janji padaNya, sebuah pembukaan lembaran baru untuk petunjukNya (QS 9:18).
Begitupun pengkajian khusus tentang zakat yang tak hanya sekedar menyisihkan nilai persen atas harta, tapi lebih jauh tentangnya adalah sebuah sistem perekonomian islam menjadi tulang punggung bagi kesejahteraan ummat. Zakat pun menjadi sebuah simbol atas penyerahan total kepada Allah atas persoalan harta. (QS Al Hajj : 41).
Puasa dan haji yang merupakan manifestasi atas prinsip-prinsip islam yang luhur tentang persamaan, menjadi madrasah tempat penggemblengan manusia dan mengantarkannya pada peringkat yang lebih tinggi. Dan bicara totalitas islam berarti bicara tentang kalimat taqwa. Penegakkan syahadat yang diibaratkan nyawa bagi seorang muslim, sebab tanpanya sia-sialah setiap amal kebajikan.
Jutaan hikmah bertebar diatas langit dan bumi, bayangkan segala kebaikannya berada dalam genggaman ...saat makna keindahan dalam jalinan anugerahNya terjaga... hari ini, esok dan slamanya.... |
posted by ratna @ 10:56 AM |
|
|
|