Hari ini, dalam rangkaian istigfar harianku, tersemat puhunan ampun untuk jiwa, rasa dan akal yang kerap terperdaya pada keinginan tak terkendali bernama syahwat. Entah sejak berapa lama dan berapa banyak yang telah terucap, terfikirkan dan terlakukan hingga ia jadi gumpalan dosa yang menghapus amalan.
Ayat-ayat Al quran kusuarakan lirih dan resapi maknanya memenuhi kebutuhan ruhani yang haus akan sentuhan tangan Tuhan. Kali ini, tak ada yang kutakutkan selain diriku sendiri. Saat Tuhan katakan azab Nya yang pedih sebesar balasan syurga Nya yang Maha Indah sebagai janji seberat biji dzarah perbuatan. Dan butiran bening itupun luruh dari kelopak mataku menghantarkan ledakan jiwa yang kian meruntuhkan kesombongan diri.
Anugerah atas hidup dalam keyakinan Islam adalah yang terindah. Namun, Tuhan berikan lebih dari sekedar keindahan atas keyakinan itu. Aku menyebutnya jalinan anugerah, karena ia adalah kenikmatan yang tak pernah putus bak rangkaian siang dan malam.
Dalam Islam tak ada kata putus asa , sebab Tuhan ajarkan kesabaran. Tak ada kata kesombongan sebab diatas yang kita punya Tuhan berikan lebih jua pada makhluk lainnya. Tak ada kata kekurangan sebab yang Tuhan inginkan kita berikhtiar atas rizki yang ditebarkanNya keseluruh penjuru bumi. Dan tak ada kata berlebihan , karena Tuhan selalu memberi kita tempat untuk berbagi pada sesama.
Dahulu mungkin Islam aku dapatkan dari keturunan, sebuah torehan putih atas jiwa yang belum tertulis. Lalu islam adalah rutinitas atas ritual ibadah, jadi momok yang memberatkan untuk dilaksanakan. Hingga akhirnya aku bertanya, untuk apa aku lakukan ini jika Tuhan tak memberi perbedaan atas hidupku dengan sang pembangkang yang justru di hinggapi kenyamanan hidup ? Dan inilah sebuah titik balik dalam hidup untuk pencarian dien Islam yang seutuhnya.
Sebuah kebenaran yang mutlak saat Alqur'an dan sunnah Rasul bicara, saat hati nurani yang bersih menyampaikan risalahnya.
Shalat bukanlah sekedar melepas kewajiban tetapi ia adalah pembaharuan hubungan dan janji padaNya, sebuah pembukaan lembaran baru untuk petunjukNya (QS 9:18).
Begitupun pengkajian khusus tentang zakat yang tak hanya sekedar menyisihkan nilai persen atas harta, tapi lebih jauh tentangnya adalah sebuah sistem perekonomian islam menjadi tulang punggung bagi kesejahteraan ummat. Zakat pun menjadi sebuah simbol atas penyerahan total kepada Allah atas persoalan harta. (QS Al Hajj : 41).
Puasa dan haji yang merupakan manifestasi atas prinsip-prinsip islam yang luhur tentang persamaan, menjadi madrasah tempat penggemblengan manusia dan mengantarkannya pada peringkat yang lebih tinggi. Dan bicara totalitas islam berarti bicara tentang kalimat taqwa. Penegakkan syahadat yang diibaratkan nyawa bagi seorang muslim, sebab tanpanya sia-sialah setiap amal kebajikan.
Jutaan hikmah bertebar diatas langit dan bumi, bayangkan segala kebaikannya berada dalam genggaman ...saat makna keindahan dalam jalinan anugerahNya terjaga... hari ini, esok dan slamanya.... |