World of Word: Salahkah jika aku jatuh cinta ... ?

* Bukan pada orang yang kuasa mencintaiku
Inilah yang menyenangkan tentang cinta, saat dikatakan : sayap cinta tak pernah patah. Jika ada istilah bertepuk sebelah tangan maka anggaplah itu sebagai istilah semata karena pada hakikatnya kisah cinta yang abadi tetap bersama pemiliknya. Pertanyaannya adalah mengapa orang yang tidak mendapatkan cintanya masih tetap bisa berbahagia ? Itu karena, kebahagiaan yang hakiki ada pada pengorbanan untuk yang kita cinta. Dengan tidak pernah menyombongkankan diri kepadanya, sebaliknya cinta adalah ketundukkan dan kerendahan diri dimata sang kekasih. Maka reaksinya adalah menghilangkan segala tuntutan hati yang hanya akan akan membuat luruh, binasa, dan lari ketakutan karena cinta yang tak berbalas. Pemaksaan terhadap orang yang dicintai bukanlah hal yang terpuji, ada baiknya salurkan energi cinta pada hal-hal positif untuk memberi penuh keikhlasan dan kesabaran

** Untuk kesekian kalinya pada orang yang sama
Keteguhan hati adalah bagian dari makna cinta. Sebab makhluk hidup tidak akan bisa meninggalkan apa yang dicintai dan diinginkannya kecuali jika ia memang ingin menyingkirkannya. Tidak dapat disangsikan bahwa pesona dari orang yang dicintai memang lebih besar dari segala sesuatupun yang ada meskipun terkadang itu hanya penilaian dimata sang pencinta sendiri. Hal ini mungkin yang menjadi motif atau pendorong atas hadirnya cinta. Jika hal ini terjadi, tetaplah gunakan akal sehat. Hindarkan kebutaan mata dan hati untuk luapan dan bara cinta yang bisa menghadirkan bencana. Sebaliknya, mari cari penyebab cinta yang takkan bisa membuatnya luntur sepanjang waktu. Jika penyebab itu hanya fisik semata maka ia akan rusak seiring tuanya usia, jika penyebabnya harta, ia akan luruh bersama ketidakpuasan yang tak berbatas. Namun penyebab cinta yang sejati adalah karena Allah yang maha kekal dan abadi, cinta yang bernuansa ruh yang dibangkitkan dari kesamaan dan kecocokan diantara dua jiwa.

*** Saat aku tidak siap berkomitmen untuk menikah
Bahwasannya kenikmatan yang hanya dicari untuk diri sendiri lalu mengakibatkan penderitan yang lebih besar atau menghalangi datangnya kenikmatan yang lebih baik maka tercela lah kenikmatan tersebut. Begitulah sebuah pengibaratan atas cinta yang hadir tanpa sebuah pengukuhan komitmen relligius yang disebut pernikahan. Kita menodai cinta dengan perasaan yang memicu hadirnya dosa. Sedang, Allah ajarkan kita untuk senantiasa menjaga kesucian diri dan bersabar untuk menunggu hingga Allah memampukan (an-nuur : 33). Sehingga tepatlah yang dikatakan Umar Bin Khatab, ra bahwasannya kita janganlah mematikan naluri jiwa untuk menyukai lawan jenis namun justru mengarahkannya pada arah yang tepat, sebagaimana tanaman yang akan tumbuh subur jika memperoleh pupuk pada saat yang tepat dan bersemi diatas lahan yang yang hara tanahnya tinggi. Alhasil bisa dikatakan, pertimbangkanlah segala urusan tertuju pada keridoan Allah. Termasuk dalam mengungkapkan cinta, agar yang kita tuai kelak adalah kenikmatan yang tinggi.

***** Namun, keluargaku tidak menyukainya ?
Menjawab pertanyaan diatas kiranya marilah kita menilai kondisi ini secara jernih. Manakah yang lebih dekat, hawa nafsu kitakah ? atau tuntunan syariah yang jadi penilaian keluarga ? periksa dan pertimbangkan kembali dan bersikaplah adil ( QS Shad : 26).

Sebagai penutup, sebuah riwayat menyebutkan konon ada seorang lelaki yang melantunkan syair dan bertanya pada Rasulullah SAW ......... dosakah aku jika jatuh cinta ? Jawab Rasulullah Tidak. Hadits ini memang maudhu/ tidak kuat/tidak shahih, terlepas dari hal itu jatuh cinta memang hal yang fitrah dan tidak pernah bisa dikatakan salah. Namun, yang Allah cintai Adalah orang-orang yang mampu menahan hawa nafsunya dari cinta yang merusak ( lihat QS An-Naziat : 40 - 41 ).

Hanyalah Untuk Allah
kan kupersembahkan
Cinta yang tertinggi dan termurni
Yang tumbuh dalam nurani

Wallahualam bisshowab
* Thx to ly and why for sharing the best story I'v ever heard