Dari petinggi hingga rakyat jelata kerap bikin heboh negeri nusantara. Sebut saja aksi buruh yang berbuntut kerusuhan saat menuntut dibatalkannya revisi UU nomer 13 th 2003 tanggal 3 Mei kemarin. Belum lagi kisah pilkada di Tuban yang berujung pada tindak anarkis massa yg tidak puas atas keputusan KPUD. Bukan cuma itu, di ujung negeri papua pun tak luput dari sikap anarkisme saat menyuarakan tuntutan penutupan operasi PT Freeport Indonesia. dan yang tidak kalah bikin negeri ini tambah panas adalah perang pendapat soal RUU APP yang dan majalah playboy yang ujung-ujungnya anarkisme dan pengerusakan fasilitas publik.
Negeri ini bisa dikatakan dalam kemelut, karena kata maaf dan perdamaian tak lagi dijunjung tinggi namun ego dan nafsu amarah jadi landasan bertindak.
Tapi benarkah amarah dan anarkisme menyelesaikan masalah ? bukankah justru yang ada adalah buang-buang energi dan tujuan belum tentu tercapai, membuat dunia makin tegang lalu jatuhnya kemulian diri dalam nista kehinaan.
Memang sangat berat mengendalikan marah, apalagi jika ada sebab-sebab yang pantas atau bisa dikatakan wajar hingga menyulut timbulnya kemarahan. Seperti saat dihina, dilecehkan , ditipu, dan sebagainya. tapi walau bagaimanapun Rasulullah memberi keteladanan yang indah tentang mengendalikan kemarahan. sabdanya : " Bukanlah dikatakan seorang yang kuat itu dengan bergulat, akan tetapi orang yang kuat dalam menahan dirinya dari marah". (HR Bukhari Muslim),
"Sesungguhnya pada dirimu ada dua perangai yang dicintai Allah yakni sifat lemah lembut (sabar) dan ketenangan (tidak tergesa-gesa)". (HR. Muslim)
Selaras dengan sabda Rasulullah itu Ali bin Abi thalib mengukir sebuah anger management yang amat menakjubkan , ditengah peperangan ia mampu mengendalikan diri ketika musuh diujung pedangnya sekaligus meludahi wajahnya. Justru keputusan tidak membunuh yang dia ambil. Tak ingin nafsu amarah jadi alasannya bertindak, Ia melepaskan sang musuh.
Inilah pelajaran berharga dari Ali. kurangilah Kebanggan pada diri sendiri dengan menyadari kekurangan yang dimiliki. Dan jangan pernah ikuti tipu daya syetan yang senantiasa memprovokasi. Setiap orang harus sadar bahwa setiap manusia memiliki kekurangan. Dengan itu siapapun akan malu bila berreaksi di depan publik dengan mengumbar amarah seenak-enaknya seakan dialah yang paling hebat. Karena dia tahu bahwa diantara manusia saja masih banyak yang lebih hebat darinya apalagi dibandingkan Allah yang Maha sempurna.
Dan sadarilah peperangan abadi kita adalah menahan hawa nafsu dalam diri sendiri...
Mari wujudkan indonesia lebih beradab dengan proposional dalam mengekspresikan amarah.
:: peace & love ::
Nice post, keep it on ;)