Wednesday, February 07, 2007
Jangan Biarkan Aku Menikah !!!
Sudah sekian lama, aku menyimpan rahasia kecil ini. Menutup nya rapat-rapat untuk hatiku sendiri. Entah sampai kapan bisa bertahan. Tapi untuk saat ini kucoba tidak terbuka.

Sore itu lembayung tak berwarna jingga, langit terlalu cerah untuk jam setengah enam sore. Ya, musim panas kali ini terlalu panjang, hingga langit terlihat selalu gahar membawa sinar mentari.
Aku mengayuh sepeda butut ku menuju ke rumah selepas mengajar TPA di masjid RW sebelah. Sesekali aku tersenyum untuk ibu-ibu wali santri yang kutemui di jalan, sambil pikiranku terus menerawang memikirkan rahasia kecil itu. Sesampainya dirumah, rebah badanku diatas kasur. tak kuasa rasanya air mata ini luruh juga. Allah Rabbul Izzati...Beginikah rasanya bersalah itu ? inikah yang dinamakan dosa ? karena tidak tenang, hati dibuatnya.
----

Dua tahun berputar cepat menambah usia. Kembali musim panas menghadirkan ingatan untuk rahasia kecil itu. Aku terlalu lelah untuk membicarakannya, cukuplah kuserahkan pada Tuhan untuk mimpi dan harapan.

Sibuuuk, sibuk..sibuk... Tugas kuliah yang menumpuk, kegiatan baksos, rencana pertemuan dengan wali santri TPA, Kursus menjahit. ya rabbi, kenapa rasanya waktu ini begitu sedikit ya ...

" nggak makan dulu de ?" sapaan ibuku sejuk rasanya
"sebentar lagi ya bu, selesaikan ini dulu "
" oh ya, tadi mba zahra telepon.. katanya ade diminta telepon balik, ada yang penting sepertinya"
"oooh, iya bu. terima kasih"
murabbi ku yang perhatian itu memang kerap menelponku.. kadang hanya sekedar menanyakan kabarku,atau minta bantuan menjaga anak-anaknya.
segera kuraih ganggang telepon dan memencet 7 angka yang sudah kuhapal. " Assalamu'alaykum, dengan mba zahra ?", " ini fitri mba, tadi katanya telepon yah ?, ada yang bisa kubantu ?"
' iya fit, tolong nanti sore ke rumah ya, mba ada yang ingin dibicarakan"" insya Allah mba", mba zahra pun mengakhiri percakapan kami dengan ucapan jazakillah khoir dan jawaban atas salamku.
------

Satu minggu berlalu sejak aku diminta datang ke rumah mba zahra. Satu minggu pula rasanya pikiranku kian buntu, membayangkan amanah baru yang akan diberikan murabi ku itu, menambah amanah-amanah lainnya yang juga belum rampung kuselesaikan.
Bismillah, aku pasti bisa !!

Kupacu sepeda motor ku sekencang-kencangnya, aku terlambat.. 15 menit dari waktu yang ditentukan. Syukurlah sepeda bermesin ini menggantikan sepeda bututku yang yang telah pensiun setahun lalu. Di Kondisi genting seperti inilah,aku slalu bersyukur atas nikmat Allah untuk rizki yang tak disangka-sangka datangnya, seperti sepeda motor ini,Om Ardi mewariskannya padaku setelah ia dapat hadiah kuis di televisi dan membeli yang baru, meski bekas.. tapi lumayanlah.

Peluh terasa membasahi sekujur tubuhku, benar-benar siang yang panas. Salam mengawali langkahku dirumah yang asri itu. serangkaian bunga mawar mekar, menunjukkan warna merahnya di pojok halaman bersama beberapa tanaman palem yang terlihat rimbun. Sekali lagi kuucapkan salam, hingga jawaban lembut itu hadir bersama salsabila yang berlari kecil menubrukku." Ummi.. ammah fitri datang" teriaknya sambil ia menggiringku ke dalam ruangan.

Entah apa yang kupikirkan, tapi saat ini hampir saja copot jantungku melihat sosok yang kukenal sedang bersama mba zahra dan suaminya di dalam ruang tamu mungil itu. Dan aku yakin, yang akan kudengar berikutnya pasti akan lebih mencengangkan.
------------

Inilah rahasia kecilku, yang tersimpan sekian lama hanya bersama sang penjaga rahasia ...
Anganku kembali pada kenangan dua tahun silam ... Sore itu di kantor sekretariat TPA. Sendirian setelah selesai mengajar, kusempatkan waktu menyelesaikan report harian. Namun,Konsentrasiku segera terpecah dengan suara gaduh di kelas sebelah. perlahan dan agak ragu coba kuselidiki keluar dan mengintip kedalam kelas. Ternyata Lilo, guru baru di TPA. Tubuhnya jatuh tertiban beberapa alat peraga mengajar.Aku hanya tersenyum kecil untuk kecerobohannya sambil menarik nafas lega, dan beranjak dari tempat itu, hingga detik berikutnya telingaku mendengar rintihan suara anak kecil dari ruangan yang baru saja akan kutinggalkan. refleks tubuhku segera berbalik dan kembali melongok kedalam ruangan...

Astaghfirullahal adzim ... hatiku memekik, namun rasanya tenggorokanku tercekat tak mampu mengeluarkan suara. Mataku rasanya tak percaya, otakku terus dikabuti rasa tidak percaya dan tak mampu menerima. Pemandangan yang kulihat saat itu teramat "menyeramkan". silny, gadis kecil santri TPA kami.. ia digagahi oleh guru baru keparat itu. Kerudungnya terkoyak dan kulihat ia tidak lagi memakai rok warna pink yang slalu ia banggakan karena tak ada teman lainnya memiliki rok sebagus dia dengan renda dan gambar bunga dipinggirannya. Tuhan.. Amarahku kian menjadi langsung kudobrak pintu kelas itu.. Aku berteriak seperti kesetanan memaki lilo, dan segera kuraih tangan mungil silny. Kupeluk ia rapat-rapat dan memastikan bahwa ia kini telah aman.

" urusan ini belum selesai !!"" Kamu akan segera dapat balasannya " Ancaman ku keluar dengan penuh kesadaran, bahwa aku memang akan membalas setiap inci rasa sakit yang ia tinggalkan pada silny. Aku segera berlari membawa silny ke ruang kelasku untuk memeriksa keadaannya.
Silny hanya gadis kecil berusia 7 tahun, ia memang anak yatim yang kerap tak mampu membayar biaya sekolah. Namun, itu tidak berarti setiap orang berhak menganiayanya dan berlaku seenaknya pada anak ini.

Alhamdulillah Allah masih melindungi silny, ternyata manusia durjana itu belum sempat melakukan apapun kepadanya, rontaan kaki dan tangan silny rupanya membuat barang-barang diruangan kecil itu luluh lantak dan menimbulkan kegaduhan hingga aku datang mencegah perbuatan hina itu terjadi.

Segera kurapihkan pakaian Silny. Aku segera mengantarnya pulang dan tak lagi kulihat batang hidup lelaki itu. entah apa pertimbangan kepala sekolah dulu, hingga guru bejat seperti ini bisa diterima di TPA kami.

Dengan sangat berat hati kusampaikan kejadian itu pada wanita paruh baya yang dipangggil ibu oleh silny. Ia sangat ketakutan dan menganggap ini aib. Dia memintaku tidak memperpanjang permasalahan ini dan bersikeras silny tdk perlu lagi mengaji di TPA . Terasa teriris hatiku mendengar keputusan ini.

Sejak saat itu aku tidak pernah berbicara pada satu orangpun untuk kejadian ini, bahkan tidak pada kepala sekolah kami. sehari setelah kejadian, Lilo mengundurkan diri dan tidak pernah kutahu rimbanya. Silny pun tidak pernah lagi datang ke TPA. Dan aku diam seribu bahasa.
-----

Hari ini dihadapanku, wajah itu terlihat pucat pasi menatapku, Wajah dengan ekspresi yang sama dua tahun silam... Lilo adalah sama dengan Abdullah Syukur, lelaki yang kuterima biodatanya tanpa foto...lelaki yang berniat meminangku..lelaki yang pernah berusaha menyakiti silny..
Hatiku spontan berteriak TIDAAAK, Allah... jangan biarkan aku menikah dengannya..
~rtn/fiksi01~

posted by ratna @ 10:14 AM   3 comments
W E L C O M E
ABOUT ME & THE BLOG

Perempuan dalam Serangkaian cita untuk jadi lebih baik setiap masa.... Dalam ketundukkan pada Tuhan inginkan kekekalan yang indah............ Jika setiap kata bisa jadi sarana menuju kesana, semoga blog ini wujudkannya ...

Recent Post
Archives
Blog's Neighbourhood
M Y G A L L E R Y
Al QUR'AN & HADITS
  • ">
L I N K S

Indonesian Muslim Blogger

15n41n1
Please Say Something Here...
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
©Copy Right 2006 rtriana.blogspot.com